Dampak Positif Dan Negatif Globalisasi Bidang Sosial Budaya
Dampak Positif Dan Negatif Globalisasi Bidang Sosial Budaya.
Dampak Dari Perubahan Sosial budaya ini, adalah peninggalan nilai-nilai
peradaban yang tradisional, oleh bangsa atau masyarakat,yang telah
dipengaruhi oleh nilai-nilai, unsur-unsur dari Barat. Oleh karna itu,
aspek yang mempengaruhi globalisasi social budaya adalah dari aspek
budaya Fashion, makanan, media massa dan juga bahasa.
Baca Juga
Pengaruh Positif Globalisasi Bidang Sosial Budaya
- Dampak Globalisasi di Bidang Politik
- Dampak Globalisasi Dibidang Ekonomi
- Dampak Globalisasi Dibidang Pendidikan
- Dampak Globalisasi Dibidang Pertahanan dan Keamanan
- Dampak globalisasi dibidang teknologi komunikasi dan informasi
Pengaruh Positif Globalisasi Bidang Sosial Budaya
Banyak sekali pengaruh buruk akibat Globalisasi yang kita rasakan.
Namun tentunya masih ada pengaruh positif Globalisasi Bidang Sosial
Budaya yang dapat kita rasakan, atau mungkin bagi sebagian banyak orang
sudah mengalaminya.
- Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
- Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
Dampak Negatif Globalisasi Bidang Sosial Budaya
Masuknya Budaya Barat Bagi Bangsa Indonesia , adalah dapat menyebabkan:
a. Aculturasi
Norma masyarakat yang sebelumnya menjadi pedoman bagi seseorang
bertindak perlahan-lahan berubah menjadi tidak dipedulikan lagi. Budaya
atau kebiasaan pada masyarakat seperti memberikan salam dan mencium
tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda sebagian
besar disebabkan oleh masuknya budaya Barat. Memberi salam atau mencium
tangan orang tua sudah tergantikan oleh “Cipika - Cipiki” yang
diperkenalkan budaya Barat. Padahal ini tidak sesuai dengan Bangsa
Timur yang lebih mengedepankan etika dalam bermasyarakat. Terlebih
dalam Agama Islam “Cipika - Cipiki” dianggap dosa bila dengan lawan
jenis. Aculturasi juga ditandai dengan kebiasaan anggota masyarakat
melanggar aturan atau hukum. Hal yang tidak biasa dalam masyarakat kini
telah menjadi lazim untuk dilakukan. Hal ini akibat kebebasan yang
diajarkan budaya Barat sehingga dirasa terlalu bebas tanpa disertai
tanggung jawab.
b. Sikap Meniru
- Cara berpakaian Barat yang identik dengan liberalisme, sangat bebas dalam berpakaian. oleh karena tren pakaian dunia berkiblat pada bangsa Barat, maka style/cara berpakaian bangsa Barat pun perlahan masuk dalam budaya kita dan berpakaian sangat sexy dengan rok pendek sudah mejadi hal yang lumrah. Padahal berpakaian seperti itu di Indonesia sangat bertentangan dengan budaya dan adat, apa lagi kalau di masukkan dalam peraturan agama islam yang mengharuskan kita berpakaian sopan dan menutup semua aurat kita, jadi ini sangat bertentangan dengan gaya berpakaian orang Indonesia.
- Meniru perilaku yang buruk Banyak sekali adegan dalam film Barat yang tidak sepatutnya dicontoh oleh kaum muda. Misalnya, perkelahian antar pelajar dan adegan-adegan kekerasan lainnya serta pelajar yang terintimidasi atau sering ejek dan diganggu dalam sekolah, sifat tawuran dan saling mengejek Antara sesama pelajar di Indonesia sudah sering terjadi belakangan ini, padahal kalau kita lihat pada masa-masa lalu tidak ada yang namanya tawuran maupun saling mengejek Antara pelajar di Indonesia.
- Meniru Idola Seseorang yang mengidolakan suatu tokoh seperti aktris/actor atau penyanyi, pasti ingin sama persis menjadi seperti idolanya, setidaknya dalam hal bergaya atau berpakaian. Cara berpakaian para aktris/actor atau penyanyi dari barat (luar Indonesia) sangat bertentangan dengan cara berpakaian di Indonesia bahkan ada yang bahkan dianggap tak lazim bahkan mungkin dapat dikatakan “gila”. Tapi semua itu seolah tak berarti dan tak diindahkan oleh kaum muda di Indonesia, dan tetap diikuti.
- Individualistis Dulu sosialisasi hanya dapat terjadi jika kita pergi keluar rumah, menyapa tetangga ataupun mengobrol. Namun dizaman modern ini, hanya dengan duduk dialam rumah dengan internet, bahkan kita bisa bersosialisasi dengan orang-orang yang berada sangat jauh. Inilah akar dari individualistis yang tercipta karena tidak bersosialisasi secara langsung. Hal ini akan sangat merusak karena menciptakan seseorang dengan sikap yang tidak memperdulikan orang lain selain dirinya.
- Pragmatisme Pragmatisme adalah sikap yang menilai sesuatu dari untung ruginya bagi diri sendiri. Padahal menolong tanpa pamrih adalah pelajaran dasar dalam bermasyarakat. Tapi semakin majunya jaman, menyebabkan lunturnya nilai-nilai gotong royong dan tolong-menolong dalam hal-hal kebaikan. Individu lebih mengarahkan pada kegiatan yang menguntungkan dirinya saja
- Materialisme Materialsme adalah doktrin yang menyatakan bahwa kenyamanan, kesenangan, dan kekayaan merupakan satu-satunya tujuan atau nilai tertinggi. materialisme adalah kecenderungan untuk lebih peduli dengan materi dari pada rohani atau tujuan dan nilai intelektual. Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra dimana agama mengatakan ada entitas selain entitas material yaitu roh, jin, setan dan malaikat, serta meyakini adanya tuhan (Allah).
- Hedonisme Hedonisme adalah pandangan hidup atau pola hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta pora, dan berpoya-poya merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya satu kali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya.
- Konsumerisme Konsumerisme merupakan paham dimana seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Dan inilah hal yang paling sering terjadi seperti berbelanja pakaian terlalu banyak.
Belum ada tanggapan untuk " "
Posting Komentar